Anemia gizi besi ini timbul
akibat kosongnya cadangan zat besi tubuh sehingga cadangan zat besi
untuk eritropoesis berkurang yang menyebabkan kadar Hemoglobin (Hb)
dalam darah kurang dari normal.
2 PREVALENSI
Jika tidak segera
ditangani anemia zat besi bisa menyebabkan ganguan kesehatan serius.
Prevalensi anemia gizi besi di Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang
dikeluarkan Depkes RI, pada kelompok usia balita prevalensi anemia gizi
besi pada tahun 2001 adalah 47,0%, kelompok wanita usia subur 26,4%,
sedangkan pada ibu hamil 40,1%. Data WHO tidak kalah fantastis, hampir
30% total penduduk dunia diperkirakan menderita anemia.
3 ETIOLOGI
Anemia gizi besi
biasanya ditandai dengan menurunnya kadar Hb total di bawah nilai normal
(hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal
(mikrositosis). Tanda-tanda ini biasanya akan menggangu metabolisme
energi yang dapat menurunkan produktivitas. Penyebab anemia gizi besi
bisa disebabkan oleh beberapa hal. Seperti kurang mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi, menderita penyakit ganguan pencernaan sehingga
menggangu penyerapan zat besi. Terjadi luka yang menyebabkan pendarahan
besar, persalinan, menstruasi, atau cacingan serta penyakit kronis
seperti kanker, ginjal dan penyak
4 PATOFISIOLOGI
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan
besi,sehingga cadangan besi makin menurun. Apabila cadangan kosong,
maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila kekurangan besi
berlanjut terus,maka penyediaan besi untuk eritoproesis berkurang,
sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia
secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient
erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga
disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi
kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat
menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut dan faring, serta berbagai
gejala lainnya.http://kesehatanmendunia.wordpress.com/2012/01/23/anemia-gizi-besi/